
Sejarah telah mencatat bahwa madrasah telah melahirkan pemimpin di bidang pendidikan dan agama (scholar), negarawan dan bahkan pahlawan.
Madrasah tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk rakyat (masyarakat) berbeda dengan sistem pendidikan sekolah biasa. Madrasah memiliki akar yang kuat untuk perjuangan bangsa dan memberantas kebodohan.
Madrasah telah memadukan dua kurikulum: kurikulum dari Kemdikbud dan Kurikulum dari Kementerian Agama. Atau dengan kata lain, madrasah juga memberikan materi pelajaran umum, sebagaimana sekolah-sekolah biasa dan juga memberikan materi-materi pelajaran agama yang lebih kuat dibandingkan sekolah-sekolah biasa, Akhlak salah satu pembelajaran paling urgen di Madrasah.
Madrasah tidak lagi dianggap sebagai pelengkap sistem pendidikan nasional, melainkan madrasah semakin menorehkan prestasi tidak hanya di bidang tafaqquh fi al din, akan tetapi juga dibidang-bidang lainnya, seperti riset ilmiah, vokasional, kewirausahaan dan lainnya.
Madrasah tidak hanya mencetak kader intelektual yang profesional dan pintar saja, melainkan juga kader muslim yang berintegritas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran. Sebaliknya integritas tanpa profesionalitas, akan menyebabkan kita jalan di tempat di tengah dunia yang kompetitif.
Pendidikan madrasah menyentuh empat dimensi pendidikan, yakni dimensi pikir (kognisi), dimensi hati (spiritual), dimensi rasa (estetika), dan dimensi raga (fisik).
Mencetak anak yang memiliki pandangan keagamaan yang rahmatan lil ‘alamin dan menghargai kearifan lokal.